L A B E L

Labeling, Labelling, Labeler, Iklan, BO - Bimbingan Orang Tua -, D - Dewasa -, SU - Semua Umur -, Film, Movie, Kartun, dan Pendidikan. Blog ini untuk membantu kita melihat sisi lain dari persepsi yang diinginkan dari marketer dunia. Jangan mau jadi korban iklan dan acara tv.

Kapitalisme

Saat ini, kita perlu berbicara mengnai label yang tidak pernah asing lagi bagi telinga kita, yaitu KAPITALISME.

Zaman ini, ungkapan kapitalisme dianggap memiliki label baik dan buruk. Ada orang yang sangat mengecam kapitalisme. Ada pula yang mengaku dirinya murni kapitalis. Tapi ngomong-ngmong kapitalisme itu apa sih? Kita harus tahu lho biar nggak ketipu.

Dari apa yang saya pahami mengenai kapitalisme, adalah sebagai berikut (ingat ya dari yang saya pahami, tentu dari berbagai referensi):

Paham kapitalisme beranggapan bahwa manusia memiliki sisi yang tidak terbatas, sedangkan sumber daya alam terbatas. Kebutuhan manusia harus terpenuhi dengan keadaan sumber daya yang terbatas. Inilah yang akhirnya menjadi suatu perlombaan bagi manusia untuk saling menguasai sumber daya alam yang terbatas itu dengan berbagai cara. Siapa saja yang menguasai kapital (sesuatu berharga yang bernilai tinggi; modal) akan dapat menguasai perekonomian. Perekonomian kapitalisme memiliki aplikasi prinsip yang sering kita dengar sejak kita duduk di bangku sekolah dasar, yaitu menjual dengan harga yang setinggi-tingginya dengan modal yang serendah-rendahnya.

Sehingga dalam aplikasinya yang berkuasa dalam perekonomian kapitalis adalah para pebisnis yang menguasai modal yang besar. Sektor utama dalam ekonomi kapitalis adalah enterprice (para pebisnis). Apakah pemerintah menguasai perekonomian? Dalam teori ekonomi kapitalis, peran pemerintah hanya untuk mendukung peran pebisnis untuk lebih menyubur makmurkan perilaku pebisnis agar bisa berjalan lancar dan berkembang.

Pemerintah dalam ekonomi kapitalis dianggap sebagai sektor kedua untuk bisa menyeimbangkan perkembangan kapital di masyarakat. Pemerintah berperan menambal sesuatu yang kurang dalam usaha enterprice. Sesuatu yang menjadi masalah bila hanya sektor enterprice saja yang berjalan.

Masalah yang terjadi adalah masalah monopoli yang dapat mengakibatkan mandeknya inovasi dan memperlebar jurang antara si kaya dan si miskin. Inovasi penting karena peningkatan kesejahtaeraan itu salah satunya adalah penemuan-penemuan baru untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia. Selain itu masalah jurang si kaya si miskin yang semakin lebar dapat mengakibatkan terjadinya instabilitas ekonomi. Tingkat kejahatan meningkat. Kerusuhan mengancam para pebisnis.

Nah peran pemerintah adalah supaya tidak terjadi monopoli, mengembangkan inovasi baru, dan menyalurkan dana hak si miskin dari si kaya.

Bicara sedikit mengenai inovasi. Dalam prinsip kapitalis, semuanya dapat dijual. Sehingga ada istilahnya money is just idea. Kita bisa mendapatkan uang dengan kecerdasan. Artinya apa? Semuanya bisa kita jual sepanjang ada yang mau beli. Dan pembeli mau membeli bila ada kebutuhan terhadap hal itu. Memindahkan uang orang lain kepada kantong kita, itu hanya akal-akalan kita untuk melakukannya. Kebutuhan itu dapat kita buat dan kita jadikan tren di dalamnya. So its about idea and how to make it real. Namun tidak semua ide langsung dapat dijual, tergantung apakah ada pangsa pasarnya atau tidak. Sehingga suatu ide yang konkrit dapat dikapitalisasi bila sudah ada pangsa pasar yang mampu menyerapnya. Istilah kerennya ada yang mau beli, beli dan beli dan beli. … ide konkret itu.

Bila bicara how to make it real, kita sudah memiliki alat manajemen, sdm, hukum dan sebagainya yang dapat diimplementasikan. Sekarang yang jadi pertanyaan adalah apa idenya. Nah permasalahan inovasi adalah bila ide konkret itu belum tersedianya pangsa pasar, misalnya inovasi sepatu otomatis yang dapat berbicara dengan pemiliknya, sehingga dengan memakai sepatu itu pemiliknya tidak kesepian, plus bila ia tidur sepatu itu dapat menjalankan kaki pemiliknya ke tempat yang telah diprogram. Hebatkan ide itu … namun apakah ada yang mau membelinya? Ada juga ide penggunaan bahan bakar dari bahan minyak tumbuh-tumbuhan. Jelas inovasi itu bagus, namun bila belum ada pasar yang bisa menyerapnya, maka inovasi itu hanya akan menjadi pajangan inovasi yang tak terpakai. Bagaimana agar inovasi itu terpakai? Harus ada pendidikan pasar, mengenai kelebihan-kelebihan, keunggulan dan jaminan produk itu. Plus usaha untuk bisa terjangkau oleh pasar yang dimaksud, dan lain-lain. Nah peran pemerintah salah satunya adalah membuka dan mengembangkan inovasi-inovasi sehingga bila telah terbentuk pasarnya, maka selanjutnya pihak enterprice mengambi alih dan mengembangkannya.

Ok sampai di sini gimana? cape bacanya? Kita terusin ya!

Nah adanya dua sektor ini (enterprice & government), tidak serta merta semua permasalahan terselesaikan. Muncul masalah baru, yaitu pengaruh enterprice terhadap regulasi (undang-undang) yang dibuat pemerintah, termasuk praktek regulasi di lapangannya. Jelas enterprice sangat berkepentingan terhadap segala undang-undang yang berlaku di negara tempat ia berbisnis. Bila peraturan itu justru dianggap mengekang praktek bisnisnya, maka ia akan mencari celah untuk bisa melegalkan. Caranya bisa kolusi dengan aparat pemerintah.

Perlu teman-teman sadari, yang namanya pegawai (orang yang bekerja untuk orang lain –pemilik bisnis) adalah bagian dari modal perusahaan. Prinsip ekonomi kapitalis menempatkan modal sekecil-kecilnya dengan laba atau keuntungan yang besar dalam penjualannya. Maka jangan aneh bila gaji karyawan akan terus ditekan sedemikina rupa, karena ia adalah bagian dari pengeluaran perusahaan (modal). Nah .. bila anda ingin kaya bukan menjadi karyawan tempatnya … tapi menjadi pebisnis dan atau investor. Pemerintah dalam hal ini mengeluarkan undang-undang untuk meredam kemarahan karyawan atau buruh dengan sistem upah atau gaji minimum regional. Serta mengawasi praktek perusahaan dalam membina karyawannya. Tapi bagaimanapun juga kenyataannya pengusaha adalah penguasanya. Pembuat undang-undang dapat dibayar sesuai pesanan pengusaha. Aparat dilapanganpun dapat dibungkam mulutnya dengan duit. Ingat … dalam ekonomi kapitalis semua dapat dijual, termasuk pembuatan undang-undang dan laporan pengamatan lapangan.

Selain kelemahan kolusi antara dua sektor ini, kelemahan lain adalah cara pemberian dana sosial pada masyarakat miskin dengan mengelontorkan dana begitu saja pada orang yang dianggap berhak menerimanya. Pemberian dana ini dalam rangka untuk mengurangi kedalaman jurang antara si kaya dan si miskin. Contoh yang sangat terlihat adalah pelaksanaan program dana subsidi BBM pada orang-orang miskin. Anda dapat lihat di televisi atau di kantor pos betapa tidak manusiawinya ketika dana itu diberikan. Ada nenek-nenek yang pingsan dan sebagainya. Yang jadi pertanyaan adalah ortang yang diberikan dana itu akan serta merta berubah statusnya dari miskin menjadi menegah atau dari bawah garis kemiskinan naik derajatnya menjadi miskin? Saya tidak yakin positif jawabannya. Inilah kelemahan kedua yaitu tidak bermartamat dan mendidik dalam penyaluran dana sosial.

Ok … kelemahan pertama mungkin dapat ditutupi dengan komitmen pemerintah untuk memberantas KKN. Selain itu pengusaha didorong untuk melakukan praktek bisnis yang beretika dan komit untuk melakukannya. Selain itu juga harus ada usaha masyarakat untuk memperkuat sendi-sendi kehidupannya dengan lebih banyak memperhatikan lingungan sekitarnya dari kerawanan sosial dan kesehatan.

Nah saatnyalah lahir sektor ketiga dalam ekonomi kapitalis, yaitu sektor valunteer (sukarela). Suatu sektor yang bersifat nirlaba. Namun dapat menjadi laba bila pasarnya memungkinkan. Usaha-usaha sukarela yang tidak bisa dilakukan oleh dua sektor terdahulunya, namun tetap sektor ini dibuat untuk mendukung sektor yang pertama, yaitu enterprice. Pembentukan yayasan, LSM, NGO (Non Government Organization), komunitas sosial, atau badan wakaf adalah contohnya. Sektor ketiga ini jelas untuk menutupi kelemahan pangsa pasar yang kurang terhadap inovasi baru dan pemberian dana sosial yang bermartabat dan mendidik.

Bagaimana kapitalisme Indonesia. Yang saya tahu paham Pancasila jelas-jelas menentang habis kapitalisme. Dalam sila kedua saja Kemanusiaan yang adil dan beradab, ini sering dilanggar dalam praktek kapitalis. Sila kelima; Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, maka jelas ini dilanggar karena kapitalis hanya membuat makmur segelintir orang saja. Ingat prinsip Pareto dalam kapitalis … terdapat 20% jumlah total penduduk yang menguasai 80% kekayaan masyarakat seluruhnya.

Dalam sejarahnya orde lama menggunakan paham ekonomi sosialis dimana negara mengatur perekonomian dan mengabdi pada kepentingan masyarakat. Masyarakat pun didorong berlomba-lomba untuk melakukan perilaku sosial demi terwujudnya kesejahteraan bersama. Namun pada orde baru paham ini diubah menjadi paham ekonomi kapitalis, di mana para pebisnis atau konglomerat adalah yang berkuasa untuk menentukan kebijakan ekonomi. Pemerintah mengabdi pada konglomerat agar bisnis dalam negara ini tetap berjalan dan berkembang.

Nah … cukup sampai di sini dulu …label kapitalisme yang saya pahami. … bagaimana tanggapan anda? Mungkin pertanyaan yang cukup menggelitik adalah:

  1. Indonesia menganut ekonomi kapitalis, pendekatan apa agar kita dapat hidup sejahtera di alam kapital ini? Menjadi pegawai? Atau pebisnis?
  2. Dalam ekonomi kapitalis semuanya diukur dengan uang. Yang jadi pertanyaan adalah seberapa nilai anda dalam perekonian kapital ini? Apa yang menjadikan nilai anda tinggi dalam ekonomi kapital?
  3. Baik atau burukkah kapitalisme ini? Apa faktor dominan yang menjadikan kapitalisme buruk? Apakah prinsip “menjual dengan harga setinggi-tingginya dengan modal sekecil-kecilya” itu baik? Jelaskan!
  4. Dalam ekonomi kapitalis, apakah prinsip pasar bebas dapat benar-benar tercipta? Apa faktor yang dapat menghalangi terjadinya pasar bebas itu?
  5. Menurut anda apa motivasi mulia di balik para entrepreneur itu? Selain menciptakan lapangan tenaga kerja baru, apa lagi motivasi mulia pebisnis untuk tetap berusaha mengembangkan bisnisnya?

0 komentar: