L A B E L

Labeling, Labelling, Labeler, Iklan, BO - Bimbingan Orang Tua -, D - Dewasa -, SU - Semua Umur -, Film, Movie, Kartun, dan Pendidikan. Blog ini untuk membantu kita melihat sisi lain dari persepsi yang diinginkan dari marketer dunia. Jangan mau jadi korban iklan dan acara tv.

TIPS Menghilangkan Malas

Disusun ulang oleh: Ummu Aufa

“Tugas kuliah masih menumpuk di meja, Menghafalkan surat, yah…… hanya dapat ayat pertama saja sudah bosen, mau membaca tetapi mengantuk akhirnya buku-buku kajian beralih fungsi menjadi bantal, kasur empuk selalu menyapaku di malam hari, hmm… apa yang bisa diperbuat agar malas jauh dari diriku?! Akankah hidup yang bagaikan musafir ini disia-siakan begitu saja? Tidak… tidak boleh hal itu terjadi padaku, aku harus bisa memusuhi 5 huruf itu yaitu MALAS.”

Malas bisa kita hindari ketika ia datang menyerang kemauan dan semangat kita, di bawah ini ada beberapa tips antara lain:

  1. Membasuh muka atau mandi ketika kantuk menyerang.
  2. Mengubah posisi duduk ketika membaca. Misalnya dari duduk berubah menjadi berdiri, namun disarankan jangan dari duduk terus berbaring bisa berbahaya atau bisa kebablasan tidur.
  3. Berpindah dari ruang baca ke kamar yang lain. Kalau sebagai anak kos bisa disiasati, berpindah dari kamar kita ke beranda kos, ruang tamu atau bahkan bisa juga ke dapur.
  4. Menghirup udara yang segar dengan cara berdiri di dekat jendela atau membuka jendela-jendela kamar lain untuk menambah kesegaran. Sebagai anak kos bisa disiasati dengan menciptakan aroma terapi, misalnya dengan menyemprot ruangan dengan wangi-wangian dan jika ada kipas angin, bisa menyetel kipas untuk menyebarkan wangi-wangian tersebut ke segala ruang. Karena mungkin tidak semua anak kos mempunyai jendela kamar.
  5. Berjalan-jalan sebentar di sekeliling rumah. Bisa diganti dengan kegiatan yang lain misalnya merapikan rak yang berantakan, atau kegiatan yang lain yang bisa menggerakkan otot-otot kita.
  6. Berbincang-bincang sebentar dengan keluarga atau teman sekos namun mengenai hal mubah bukan keharoman. Hati-hati jangan sampai lupa tujuan utama dalam berbincang-bincang yaitu untuk menumbuhkan semangat, bukan untuk ngobrol bahkan meng-ghibah.
  7. Berdiri membuat secangkir kopi, teh, susu atau juice untuk menghilangkan kebosanan dan menjernihkan akal.
  8. Mengubah kegiatan ketaatan. Misal bosan menghafalkan surat berganti dengan membaca, jika membaca bosan bisa diganti dengan mendengarkan kajian lewat CD.

Itulah beberapa tips agar kita bisa terjauh dari penyakit malas. Akan tetapi yang paling utama jangan sampai kita lupa berdo’a agar Alloh senantiasa memberi kita semangat dan agar menjauhkan diri kita dari penyakit malas tersebut. Wallohu A’lam bishowab.

Semoga tips di atas dapat bermanfaat bagi penulis ataupun bagi pembaca. Selamat tinggal Malas…

Maraji’: Kaifa Tatahammas

***

Artikel www.muslimah.or.id

Sumber: http://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/tips-menghilangkan-malas.html

Puisi Taufik Ismail Untuk Ariel Peterpan dan Luna Maya

Pada acara seruan penghapusan pornografi “Deklarasi Menteng” di kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jakarta, Jumat 25-Juni-2010, Taufik Ismail menggelontorkan bait2 puisi yang kiranya patut kita renungkan bersama. Berikut Puisi Taufik Ismail Untuk Ariel Peterpan dan Luna Maya:

GERAKAN SYAHWAT MERDEKA
(Atau tentang rasa malu yang redup tenggelam di tanah air kita)

Reformasi sebagai gelombang raksasa
Membawa perubahan politik dahsyat satu dasawarsa
Dan menumpang masuklah penghancur nilai-nilai luhur bangsa,
Penumpang destruktif pelaksana
Dengan ciri kerja gabungan utama:
Permisif: serba boleh
Adiktif: serba kecanduan
Brutalistik: serba kekerasan
Transgresif: serba melanggar aturan
Hedonistik: serba mau enak, foya-foya
Materialistik: serba benda, diukur

Dan mereka bekerja dengan leluasa, karena tidak ada rasa malu lagi dalam panca indera

Dengan mengusung nilai permisif, serba boleh begitu-begini
Hak orang lain diambil, tanpa rasa malu lagi
Populernya ini disebut korupsi
Dan menjadilah negeri ini menduduki papan atas di dunia koruptif kini
Karena rasa malu terkikis nyaris habis

Nilai permisif yang serba boleh itu menyebabkan hak penggunaan kelamin orang lain
Diambil dicuri tanpa rasa isi
Karena rasa malu sudah sangat erosi

Perilaku adiktif, serba kecanduan di negeri kita ini
Melingkupi alkohol, nikotin, narkotika dan pornografi
Dilakukan orang karena rasa malu yang makin kerdil mengecil

Tingkah laku brutalistik, serba kekerasan
Menyebabkan wajah Indonesia tak lagi ramah dan sopan

Sedikit-sedikit murka, kepalan teracung, kata-kata nista
Menggoyang pagar, merusak kantor, membakar kendara
Bringas, ganas, sampai membunuh sesama bangsa
Begitulah rasa malu sudah habis dan sirna

Kelakuan transgresif, serba melanggar peraturan
Mengakunya progresif, pelopor kemajuan
Tapi sejatinya transgresor, melangkahi merusak tatanan
Mendobrak tabu kepada yang muda diajarkan
Karena rasa malu sudah hancur berantakan

Perilaku hedonistik, serba mau enak dan foya-foya
Memperagakan kekayaan di lautan kemiskinan
Empati jadi direduksi luar biasa
Karena rasa malu sudah raib ke angkasa

Kelakuan materialistik, serba benda
Segala aspek kehidupan diukur dengan uang semata
Cengkeramannya makin terasa dalam perilaku hidup kita
Karena rasa malu akan kita cari kemana

Inilah adegan kehancuran budaya bangsa kita
Salah satu sebab utama, dari banyak faktor yang dapat dieja
Yang sepatutnya kita sebut sambil menangis

Di dalam praktik di masyarakat kita hari ini
Terutama berlangsung sejak Reformasi
Tak ada sosok dan bentuk organisasi resminya
Tapi jaringan kerjasamanya mendunia,
Kapital raksasa mendanainya,
Ideologi gabungan melandasinya

Dengan gagasan neo-liberalisme sebagai lokomotifnya
Dan banyak media massa jadi pengeras suaranya
Dan tak ada rasa malu dalam pelaksanaannya

Inilah Gerakan Syahwat Merdeka
Dan pornografi salah satu komponen pentingnya.


Sumber: http://budihadmajaya.com/puisi-taufik-ismail-untuk-ariel-peterpan-dan-luna-maya.html

Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia – Taufiq Ismail

I

Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga
Ke Wisconsin aku dapat beasiswa
Sembilan belas lima enam itulah tahunnya
Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia
Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia
Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda
Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,
Whitefish Bay kampung asalnya
Kagum dia pada revolusi Indonesia
Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya
Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama
Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya
Dadaku busung jadi anak Indonesia
Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy
Dan mendapat Ph.D. dari Rice University
Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army
Dulu dadaku tegap bila aku berdiri
Mengapa sering benar aku merunduk kini

II

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, ebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.

III

Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,
Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi
berterang-terang curang susah dicari tandingan,
Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu
dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek
secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,
Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,
senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan
peuyeum dipotong birokrasi
lebih separuh masuk kantung jas safari,
Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal,
anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,
menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati,
agar orangtua mereka bersenang hati,
Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum
sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas
penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,
Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan
sandiwara yang opininya bersilang tak habis
dan tak utus dilarang-larang,
Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata
supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,
Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah,
ciumlah harum aroma mereka punya jenazah,
sekarang saja sementara mereka kalah,
kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka
oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,
Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia
dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli,
kabarnya dengan sepotong SK
suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,
Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan,
lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,
Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,
fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,
Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat
jadi pertunjukan teror penonton antarkota
cuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita
tak pernah bersedia menerima skor pertandingan
yang disetujui bersama,

Di negeriku rupanya sudah diputuskan
kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa,
lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil
karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta,
sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,
Di negeriku ada pembunuhan, penculikan
dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh,
Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng,
Nipah, Santa Cruz dan Irian,
ada pula pembantahan terang-terangan
yang merupakan dusta terang-terangan
di bawah cahaya surya terang-terangan,
dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai
saksi terang-terangan,
Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada,
tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang
menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.

IV

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.

1998


Sumber: http://poems.melodanta.com/malu-aku-jadi-orang-indonesia-taufiq-ismail.html

MINTA TOLONG!!! Sepenggal Episode dari Kepribadian Atas Nama Manusia

Pernah melihat program reality show MINTA TOLONG di salah satu stasiun televisi? Bagi yang belum pernah melihat, dianjurkan untuk segera melihatnya dan ambil hikmahnya. Bagi yang sudah, apa yang anda rasakan ketika melihat itu semua? Dan apa yang akan anda katakan ketika anda perceptual position menjadi mereka, baik menjadi sang pahlawan (penolong; red), sang penolak atau menjadi orang yang berkeliling ke sana ke mari berjam−jam hanya untuk mencari seorang manusia yang dengan ikhlas mau MENOLONG.

Kita tak harus membahas tentang uang jutaan yang diberikan kepada sang penolong sebagai reward atas keikhlasannya, karena itu adalah side effect dari apa yang dia lakukan, barang siapa menanam…dia menuai. Ya, pribahasa itu mungkin cocok untuk dibahas di sini. Selebihnya, dengan melihat acara itu, coba teliti dengan seksama dari berbagai karakter atau kepribadian atas nama manusia. Boleh jadi tanpa kita sadari, kita pun berlaku yang sama dengan mereka.

Dari awal sampai sekarang program itu ditayangkan, penulis tak sekalipun melihat kalau sang pahlawan itu berasal dari kalangan yang kita bisa menyebutnya sebagai orang yang mampu. Justru tindakan yang mereka lakukan adalah menghardik, mengusir, mencibir bahkan tidak menghiraukannya, mereka yang meminta tolong tidak dianggap ada ketika menyapanya. Cukup miris ketika melihat semua ini. Jangankan untuk menolong dengan memberikan kepingan−kepingan rupiah yang buat kalangan mampu mungkin tak ada harganya, senyum pun begitu sulit untuk bisa dihadirkan ketika berhadapan langsung dengan yang meminta tolong.

Tetapi jiwa mereka adalah jiwa yang memalukan, ketika tahu yang meminta tolong itu adalah tim dari MINTA TOLONG, dengan sigap mereka membanting stir termasuk membanting wajah mereka yang asalnya kucam menjadi full smile, membujuk rayu dengan segala alasan kata−kata manis mencoba meyakinkan sang peminta bahwa dia ikhlas menolong, dengan tujuan dia bisa mendapatkan hadiah yang cukup menggiurkan bagi siapapun.

Tetapi tidak bagi sang pahlawan yang berasal dari kalangan bawah. Terlepas ada atau tidak reward itu, tanpa pikir panjang dia memberikan apa yang dia punya, untuk bagaimana nasibnya nanti ketika hartanya dibagi dengan yang lain, terserahlah pikirnya, yang penting sang peminta tertolong saat itu juga. Terlalu rasanya kalau kita tidak merasa malu dengan apa yang mereka lakukan.

Pernahkah kita berfikir, bagaimana bisa seorang pengemis jalanan yang hanya memiliki satu bungkus nasi dengan lauk pauk ala kadarnya sanggup berbagi dengan sang peminta yang pada episode itu berperan sebagai orang yang kelaparan? Pernahkan kita bertindak yang sama, ketika seorang supir angkot yang belum mendapatkan uang untuk setoran sanggup untuk mengantarkan seorang nenek cacat ke rumahnya yang begitu jauh tanpa bayar ongkos sepeserpun?

Pernahkah hati kita tergerak, ketika seorang nenek tua pemulung yang ringkih sanggup memberikan hasil pencariannya memulung untuk dijual demi menolong orang yang memerlukan biaya berobat? Pernahkah kita menolong dengan lkhlas, ketika seorang lelaki paruh baya yang sedang mencari pekerjaan tapi sanggup untuk menggagalkan pencarian rizkinya hanya karena harus membonceng dan membayarkan seseorang untuk membeli beras ke tempat yang jauh.

Pernahkah…pernahkah…pernahkah…dan begitu banyak pertanyaan ini untuk kita, dan sanggupkah kita menjawabnya sebagai pencarian jawaban sekaligus penentuan kita termasuk di barisan manusia dengan kepribadian yang mana?

Tanya pada hati kita semua, karena hati kita yang bersih tak akan pernah sanggup untuk berbohong seperti kata−kata manis atau tindakan kita yang masih bisa dimanipulasi sedemikian rupa. Setidaknya, dengan semua ini, setelah kita mengetahui tentang siapa diri kita, kita harus berbenah besar−besaran untuk merubah orientasi hidup kita. Minimal, kita merasakan malu dengan keberadaan sang pahlawan dari kalangan yang sebenarnya pun memerlukan uluran tangan−tangan kita.

Lantunan lagu HERO−nya Mariah Carey dan You Rise Me Up−nya Josh Groban adalah sepenggal pujian yang dilantunkan untuk mereka yang menjadi pahlawan−pahlawan kehidupan. Tapi mungkin, Allah punya reward yang lebih baik lagi, yaitu Surga−Nya dan predikat manusia yang mengagumkan yang akan dibacakan kelak, di hadapan semua manusia.

Semua cerita kehidupan, cerita pendek, bersambung atau panjang sekalipun, pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya, yang harus kita cari dan dijadikan cermin untuk langkah−langkah kecil kita selagi masih hidup. Jangan tunggu besok untuk menjadi Sang Pahlawan Kehidupan, berbagilah saat ini juga, selagi waktu kita tak berhenti tanpa kompromi. Wallahu`alam bishshowab. (PKPU)


* Gazza Sutardi, bekerja di PKPU Bandung
Sumber: http://www.pkpu.or.id/newsx.php?zx=3d7bae5d29&t=1&id=16&no=20

Download, Sex, dan Mp3, Keyword Terpopuler

VIVAnews - Internet adalah jendela informasi dunia. Sebagian besar pengguna mengunjungi web adalah untuk mencari berbagai hal yang ia ingin ketahui. Akan tetapi, tahukah Anda apa kata atau keyword yang paling banyak digunakan ketika pengguna ingin mencari sesuatu di Internet?

“Kata ‘download’ mencatat 45 juta inquiry per bulannya. Kata ‘sex’ tercatat sebanyak 13 juta inquiry per bulan, sementara ‘mp3’ sembilan juta inquiry, dan ‘video’ ujuh juta inquiry tiap bulannya,” kata Amin Azman, Managing Director GroupM Interaction di sela seminar Maximizing Your Product Campaign Through 3-Screen Strategy di Jakarta, 7 Oktober 2009.

“Di kategori telekomunikasi, keyword ‘Nokia’ mendominasi dengan dua juta inquiry, disusul ‘3’ sekitar 1,5 juta inquiry, dan ‘BlackBerry’ kurang lebih satu juta juga per bulan,” ucap Amin.

Amin menyebutkan, jika sudah beriklan di televisi, ada baiknya jika dihubungkan dengan media lainnya. “Kalau bisa dikasih rendering page, hook, semacam hyperlink, yang memberi petunjuk bagi user untuk mengetahui lebih jauh informasi seputar produk Anda, bagaimana cara mereka mendapatkannya,” ucapnya.

Sekarang ini, menurut Amin, yang paling efisien adalah melalui platform digital. Pasalnya, dari sana, impact yang akan diperoleh oleh pengiklan cukup besar. “Sekarang ini, semuanya perlu ada integrasi, jangan biarkan digital terisolir di Indonesia,” ucap Amin.

Saat ini, di Indonesia, tercatat 600 juta halaman situs dibuka setiap harinya. Sementara India mencatat jumlah yang terbesar di kawasan Asia Pasifik, yakni 626 juta. “Menurut data admob, tingginya trafik di Indonesia mampu melampaui China, Australia, Hong Kong, Filipina, dan negara-negara Asia Pasifik lainnya,” kata Amin.

http://id.news.yahoo.com/viva/20091007/ttc-download-sex-dan-mp3-keyword-terpopu-078ed6a.html